Sukses

Krisis Yunani Masih Menekan Rupiah

Pada penutupan perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore rupiah ditutup pada posisi stagnan. Rupiah diprediksi masih mengalami tekanan.

Liputan6.com, Jakarta: Pergerakkan mata uang rupiah pada pekan ini tampaknya masih akan dibayangi tekanan, meski dalam kisaran terbatas, karena intervensi dari pemerintah. Kendati sentimen pasar global masih negatif, diharapkan Uni Eropa yang berhasil mencapai kesepakatan kolateral dengan Yunani untuk pencairan dana talangan menjadi sentimen positf ke depan.

Rupiah masih belum banyak bergerak. Pada penutupan perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta Selasa sore (4/10) rupiah mengalami penutupan yang stagnan dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. Pergerakan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa sore tidak berubah harganya di posisi Rp8.890 per dolar AS, setelah sempat tertekan pada perdagangan di pasar spot antarbank Jakarta saat pagi harinya.

Pada sesi Selasa pagi rupiah tertekan cukup dalam, lalu menjelang sore Bank Indonesia (BI) terlihat mulai mengintervensi pasar saham sehingga rupiah kembali pada posisi semula. Sepanjang perdagangan Selasa terpantau dana asing keluar dari pasar saham akibat krisis Yunani yang belum diselesaikan. Selain itu, lembaga pemeringkat dunia, Fitch Rating, yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, menjadi salah satu faktor keluarnya dana asing dari dalam negeri.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini tercatat mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi Rp8.960 per dolar AD dibanding pada harga hari sebelumnya Rp8.825 per dolar AS. (http://www.vibiznews.com/mla)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini